Senin, 04 Februari 2013

Coban Rondo




AIR TERJUN COBAN RONDO



Objek Wisata Air Terjun Coban Rondo berada di Desa Pandansari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Sekitar 30 km arah barat laut pusat Kota Malang dan dapat ditempuh dalam waktu 30 menit saja. Kawasan wisata Air Terjun Coban Rondo ini sangat mudah ditempuh karena jalan menuju lokasi ini sudah beraspal semua namun jalannya agak berkelok-kelok dan mendaki, maklum namanya juga di pegunungan.

Air Terjun Coban Rondo berada pada ketinggian 1.135 meter dpl, tinggi air terjun ini sendiri mencapai 84 meter, wooww. Air  di air terjun Coban Rondo ini berasal dari mata air Cemoro Dudo yang bisa menyalurkan air sebanyak 150 liter/detik, namun pada musim kemarau hanya 90 liter/detik. Objek wisata ini pertama kali dibuka pada tahun 1980 dan merupakan bagian dari Perum Perhutani Malang. Selain sebagai objek wisata air terjun, air di sini juga dimanfaatkan sebagai sumber air PDAM untuk masyarakat Pujon.

Coban Rondo
Setelah memarkir kendaraan dan membeli tiket masuk sebesar Rp 8.000/orang, kita harus berjalan kaki sejauh 200 meter untuk menemukan air terjun ini. Berjalan ditengah pepohonan dan udara yang sejuk memang sangat menyenangkan. Di tengah perjalanan sobat akan melewati Taman Satwa dan Taman Kebun, bila waktu masih memungkinkan, dua tempat itu bisa menjadi tujuan selanjutnya setelah ke air terjun.

Air terjun yang terletak di kaki Gunung Panderman ini memang menyuguhkan pemandangan yang menakjubkan. Dengan ketinggian 84 meter, bisa dibayangkan betapa gagahnya air terjun Coban Rondo ini. Menurut cerita rakyat yang ada disana, kisah air terjun ini bermula ketika sepasang pengantin baru yang baru menginjak 36 hari pernikahannya bertekad berkunjung ke Gunung Anjasmoro, namun hal itu ditentang oleh keluarganya. 

Air Terjun Janda
Karena bersikeras akhirnya pasangan pengantin itu berangkat juga. Di tengah perjalanan muncullah lelaki lain yang ingin merebut sang istri. Tidak ingin istrinya direbut orang, sang suami menyuruh para pembantu untuk menyembunyikan sang istri di sebuah coban (air terjun). Dalam perkelahian itu, kedua lelaki itu akhirnya tewas dan sang istri menjadi rondo (janda), sehingga air terjun tersebut diberi nama Coban Rondo.

Di kawasan air terjun Coban Rondo ini juga sering dipakai untuk perkemahan baik dari sekolah maupun dari luar sekolah. Dan pada waktu musim ospek atau tahun ajaran baru, perkemahan di Coban Rondo ini penuh dengan tenda.

Selain Air Terjun Coban Rondo, ada beberapa air terjun yang bisa dikunjungi di kawasan Batu ini seperti Air Terjun Coban Pelangi dan Air Terjun Coban Talun. Atau sobat bisa mengunjungi objek wisata Jatim Park dan Batu Night Spectacular.

Sebelum menjadi Coban Rondo, sebetulnya di atasnya ada air terjun kembar yang disebut Coban Manten. Mengalir ke bawah, air terjun itu menyatu menjadi Coban Dudo. Uniknya, Coban Dudo tersebut mengalir ke bawah menjadi Coban Rondo.

Sumber air dari tiga air terjun tersebut berada di Kepundan, satu dataran yang tanpa pohon satu pun berada di atas Coban Manten. Mereka yang ingin melihatnya, selain harus berhati-hati juga perlu ekstratenaga. Sebab, selain jalan licin, juga cukup jauh antara 3-4 km.
Legenda

Air Terjun Coban Rondo menyimpan legenda unik, bermula dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan mereka menginjak usia 36 hari atau disebut dengan Selapan (bahasa jawa). Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro, yang merupakan asal dari suami. Namun orang tua Anjarwati melarang kedua mempelai pergi karena usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari atau disebut selapan. Namun kedua mempelai tersebut bersikeras pergi dengan resiko apapun yang terjadi di perjalanan.

Ketika di tengah perjalanan keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Nampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Akibatnya perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tidak terhindarkan. Kepada para pembantunya atau disebut juga puno kawan yang menyertai kedua mempelai tersebut, Raden Baron Kusumo berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang terdapat di Coban atau air terjun. Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung seru dan mereka berdua gugur. Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo.  Sejak saat itulah Coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan Coban Rondo.  Konon di bawah air terjun terdapat gua tempat tinggal tempat persembunyian Dewi Anjarwati dan batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya.

0 komentar:

Posting Komentar